Minggu, 12 Desember 2010

Satu tidak sepenuhnya baik

Semakin hari saya sebagai warga Indonesia seakan mulai jenuh dengan kejadian kejadian sekeliling saya. Seakan hal seperti ini tidak mungkin terjadi di negara ini, tapi inilah kenyataannya. Mungkin kita tahu bagaimana tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekumpulan massa Ormas ormas tertentu yang saya tidak tahu maunya apa. Saya tidak akan heran bila mereka mencekal, film, artis maupun apapun yang mencitrakan kata "porno" . Herannya saya adalah, "kenapa mereka ikut campur secara intimidasi verbal dan tindakan kepada orang yang ingin beribadah ?" pertanyaan seperti itu selalu tergiang di kepala saya. Salah mereka apa? ini kan bukan negara atas satu Agama, mungkin kita harus flash back lagi tentang pelajaran PPkn mengenai makna "BHINEKA TUNGGAL IKA" . Negara ini heterogen dari segi masyarakatnya, kenapa saya berfikir kita ini akan menjadi gerakan separatis yang "halus"........

Hal hal kecil pun selalu dipermasalahkan apalagi menyangkut perbedaan Agama, dari rumah ibadah yang bersengketa, dari masyarakat Aliran tertentu yang di serang saat beribadah. Untuk yang kedua saya berfikir, kenapa kita mereka seakan menjadi "polisi moral" bagi pemerintahan, lalu apa gunanya instansi instansi pemerintahan yang ada? buat saja peraturan daerah atau jalan yang bersifat cerdas, tidak adu mulut dan fisik?

Saya berfikir setiap ajaran Agama mengajarkan bagaimana menghargai satu sama lain, baik yang satu agama maupun berbeda agama. Mereka adalah saudara kita, bukan musuh...lalu kenapa kita memusuhi saudara kita? bagaimana jika kita yang menjadi mereka? saat kita beribadah kita di intimidasi? atau saat kita beribadah harus ditunda dulu selama beberapa waktu karena izin pendirian rumah tersebut mengalami masalah, dan lagi lagi BIROKRASI.

Hal hal seperti ini yang membuat citra buruk tentang Agama kita. Sampai kapan sebenarnya akan seperti ini? apakah kita harus seperti mereka? atau akankah negara kita menjadi negara premanisme?
Selain itu bagaimana aparat setempat yang ikut campur dalam hal ini, seperti kasus penurunan patung Buddha di Vihara Tri Ratna Tanjung Balai Sumatra Utara. Alasannya adalah terlalu mencolok an besar, saya berfikir bagaimana jika Toak Masjid diminta diturunkan karena mengganggu ketenangan publik? bagaimana perasaan kita?
Saya membayangkan apa jadinya negara ini nanti bila masayarakatnya tidak menghargai perbedaan....


Mungkin sudah saatnya hal ini harus diakhiri.....

-Fajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar