Rabu, 22 Desember 2010

Merk

Yup, satu hal yang menjadi judul tulisan saya kali ini adalah merk. Berapa miliar orang orang Jakarta menghabiskan uangnya hanya untuk berbelanja? belum lagi orang orang di luar Jakarta? wow sangat banyak sekali bukan?
Uang tersebut digunakan untuk membelanjakan kebutuhan kebutuhan yang sifatnya sekunder, yaitu pakaian, memang betul pakaian termasuk dalam kebutuhan primer, tapi yang pasti bukan pakaian yang ber merk mahal betul kan? :)

Anak muda Ibukota termasuk saya sendiri pun demikian, memakai jeans denim lokal, sepatu Vans favorit dan kaos band. Untuk urusan seperti itu harus berapa yang saya keluarkan?
1. Kaos band/ clothing buatan lokal = 85 ribu - 175 ribu, bahkan ada yang beratus ratus ribu
2. Celana Denim lokal = 250ribu - 750 ribu, untuk merk merk tertentu bisa mencapai jutaan rupiah
3. Sepatu Vans = 550ribu - 1.200.000

Saya berfikir, kenapa kok sampai semahal itu yah? bukankah kita harus mendukung produk produk lokal kita? lalu kalau begini uang saku dan gaji mungkin akan langsung habis untuk membelanjakan barang barang tersebut. Dari sini saya bisa menyimpulkan kenapa banyak sekali barang KW dipasaran.
Saya pikir untuk ukuran produk lokal itu sangat mahal untuk beberapa orang, belum lagi yang lebih gila lagi dan tentunya dengan merk merk yang lebih terkenal lagi.  Wow, berapa banyak uang yang akan terkumpul. Memang perkembangan clothing clothing lokal ini sangat fantastis dengan berkembangan zaman. Lalu didukung dengan berbagai social network yang dapat juga dipakai untuk menjual atau mempromosikan produk produknya. Yang terjadi adalah, adanya sebuah "kasta" di kalangan anak anak muda, yang suka memakai barang barang ber-merk dan yang biasa biasa saja. Untuk yang biasa biasa saja kadang berubah menjadi "alay", yang saya rasa karena keterbatasan untuk mempercantik diri dan memperganteng diri mereka. Mereka berpanampilan seadanya. Yah semoga ke depannya untuk para "juragan juragan" clothing lokal, lebih memperhatikan tidak kepada ke eksklusifan produknya dan nanti menjalar ke harga yang SELANGIT!! tapi juga memmperhatikan harga yang sesuai dengan kantong kita, karena masyarakat kita terutama anak mudanya tidak semua "lancar" dompetnya

-Fajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar