Rabu, 01 Desember 2010

Perempuan

Kemarin gw dapet invitation gratis untuk Jiffest 2010, kebetulan kemari adalah film dari Kalyana Foundation/Nia Dinata. Film Dokumenter yang berjudul "Working Girls", terdiri dari 3 film dokumenter berbeda tetapi menggambarkan judul ke 3 film tersebut.
Film pertama berjudul "5 menit lagi" bercerita tentang artis jebolan ajang pencari bakat Dangdut di tv swasta. Ayu Riana anak perempuan umur 14 tahun, di mana ia bekerja untuk menghidupi keluarganya. Panggung dangdut satu ke panggung dangdut yang lain adalah tempat yang harus ia hibur. Selain itu iyah juga harus menjalankan kewajibanya sebagi seorang murid, ia harus lulus dan melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi. Ketidak tahuan dalam mengurus manajemen dan rekaman adalah konflik yang tergambar di sini, di mana ia harus tetap dikenal orang dan ada panggilan show di sana sini, dan perjuangan batinnya untuk mencapai cita citanya.

Film kedua berjudul "Jika tak ada angin" film bersetting di Jawa tengah ini bercerita tentang panggung Ketoprak  Tobong milik Mak Kemek, yang terancam digusur. Selain itu juga minat para penonton yang kurang antusias adalah masalah yang harus dihadapi rombongan Ketoprak tersebut. Mak Kemek menghidupi orang orang di dalam rombongannya hanya dengan keterbatasan materi. Upah per pentas yang hanya 2000 rupiah bagi mereka sudah pantas, karena mereka sangat serius dalam pekerjaannya. Semuanya dikerjakan sendiri, dari membangun properti dan make up untuk mereka sendiri. Tempat yang tidak layak untuk pentas menjadi kendala bagi mereka, pematang sawah..apabila hujan datang maka akan digenangi air. Ceritanya banyak diselingi dengan bercandaan bercandaan yang satir akan kondisi ekonomi, tapi mereka tetap menjalaninya.

Film Ketiga berjudul "Ulfie pulang kampung" menceritakan Waria yang bernama Ulfie/Zulfikar yang mengidap HIV AIDS. Pulang dari perantauan Arab dan dia ingin menyuarakan bagaimana pentingnya kesehatan untuk teman temannya. Film ini juga banyak humor terutama saat "ketransgenderan" mulai diperbincangkan dan di singgung. Terlihat betapa polosnya orang orang di sekitar menanggapi mengenai transgnder tersebut. Pesan yang disampaikan oleh film ini juga sangat positif, bagaimana Ulfie bekerja menghidupi keluarga besarnya, dan Ibunya, lalu bagaiana ia menjadi anak yang baik di mata keluargannya. Terlihat bahwa kebaikan tidak hanya berasal dari orang orang yang "baik" juga.

secara keseluruhan Jiffest cukup ramai, dan promo telepon seluler canggih yang selalu hadir sebagai sponsor utama. Jiffest adalah sub  culture yang harus dijaga, semoga sukses untuk tahun ini dan kedepannya semoga tidak ada lagi birokrasi birokrasi yang "buntu"

-Fajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar