Sudah tidak terasa tahun 2010 sudah tinggal menunggu jam untuk berganti dengan tahun baru 2011. Sudah banyak pula warga Ibukota yang cuti berlibur ataupun anak sekolah yang sudah jauh jauh hari libur. Tentu sangat menyenangkan berkumpul bersama keluarga di rumah, dengan pacar ataupun teman teman :)
Tahun ini bayak sekali hal hal yang berkesan, mungkin di program program tv akan banyak menayangkan kaledoskop 2010 yang lalu. Harapan tiap orang adalah bagaimana di tahun yang baru ini semuanya akan menjadi lebih baik, atau mungkin resolusi tahun ini yang belum tercapai dapat tercapai di tahun 2011 nanti.
Secara pribadi saya juga mempunyai resolusi yang sudah tercapai maupun resolusi yang belum tercapai dan semoga di tahun depan tercapai, Aminnnnn :)
Ini mungkin seperti curhat tapi sekedar berbagi saja beberapa resolusi saya kedepannya yang belum tercapai dan yang sudah.
Resolusi tahun 2010 yang sudah tercapai :
1. Mendapatkan pekerjaan, yah memang susah mendapatkannya dan resolusi saya yang satu ini sudah saya rencanakan di tahun 2009 tapi belum tercapai. Sebuah perjuangan, dan Alhamdullilah saya sudah mendapatkannya. Saya berterima kasih kepada Allah SWT yang memberikan ijin saya untuk bekerja sekarang dan tak lupa kakak kakak kelas saya, karena merekalah yang membuat jalan pikiran saya terbuka, melalui pekerjaan freelance dan memberi "wejangan" tentang cita cita. Saya bersyukur untuk sehari harinya saya sudah dapat mencukupi kebutuhan saya sendiri tanpa uang dari orang tua.
Resolusi tahun 2011 :
1. Ingin membahagiakan Orang Tua
Setiap anak pasti ingin yang terbaik untuk orang tua mereka, sebanyak apapun kita memberi tidak akan bisa setara dengan apa yang sudah mereka berikan ke kita. Setidaknya kita bisa memberi sesuatu dari hasil kita sendiri
2. Ingin bekerja sebaik mungkin dan ingin meningkatkan kualitas saya dalam pekerjaan saya ini.
3. Tidak boros dan mempunyai tabungan
Betul sekali saya memang tipikal orang yang boros, terutama untuk urusan kebutuhan sekunder, semoga tahun depan saya bisa lebih bijak dalam melakukan pengeluaran dan nantinya saya dapat mempunyai tabungan untuk masa depan, karena hidup tidak hanya untuk hari ini saja :)
4. Punya teman spesial :)
Untuk yang satu ini, saya memang tidak terlalu memikirkannya, karena masih ingin fokus terhadap pekerjaan dan keluarga. Tapi tidak ada salahnya juga jika saya memasukkannya ke dalam resolusi saya tahun 2011 nanti, mungkin dengan berdua segalannya akan menjadi lebih baik, Amin......
Itulah resolusi resolusi saya pribadi, semoga dapat tercapai dan apabila tidak semoga di tahun depannya kita dapat mencapainya :)
SELAMAT TAHUN BARU 2011 SEMUANYA!!!
-Fajar
Kamis, 30 Desember 2010
Rabu, 29 Desember 2010
BANGKIT!!!!
Telah lewat satu hari yang lalu Piala AFF Cup 2010, dan menyisakan Malaysia sebagai pemenangnya dan Indonesia menjadi Runner-up nya. Dihadiri lebih dari 80.000 supporter yang mendatangi Gelora Bung Karno Jakarta, semunya tumpah ruah, Pedagang asongan, Artis dan bahkan Presiden menjadi satu. Itulah Indonesia, sebuah kemeriahan yang mempersatukan semuanya, ya...sepakbola. Semua bermain dengan baik, walaupun ada banyak peluang dan kegagalan Firman Utina menendang penalti. Mungkin kita bisa berteriak dan menyalahkan, tapi saya yakin 100% keadaan di lapangan jauh lebih sulit dari yang kita teriakkan. Bahkan seorang Mega Bintang seperti Cristian Ronaldo pun pernah gagal saat melakukannya. Kita tidak kalah, kita memenangkan hati seluruh rakyat Indonesia, semuanya, Pelaku Politik, Penjahat dan lain lain. Inilah sepakbola, memang tidak seperti di Brazil yang menyebut "sepak bola adalah Agama" tapi bila menyangkut Timnas kita, bahkan nyawapun dapat dipertaruhkan untuk mendukung mereka.
Tidak hanya Naturalisasi, sokongan parpol dan Pelatih yang bagus, tapi ini adalah sepakbola, permainan yang dimainkan oleh siapa saja di dunia, dengan senang hati dan tanpa tekanan, semuanya senang dan tersenyum.
Mungkin kita tidak menang kemarin, tapi masih ada kesempatan lagi, Tahun depan masih ada Sea Game, lalu penyisihan Piala Dunia. Kita dapat memenangkannya nanti, dan tentunya saat Timnas kita akan lebih baik lagi dan berkembang, mari reformasi sepak bola kita, reformasi tatanan teknis dan non teknis, untuk satu tujuan kita bersama INDONESIA :)
-Fajar
Tidak hanya Naturalisasi, sokongan parpol dan Pelatih yang bagus, tapi ini adalah sepakbola, permainan yang dimainkan oleh siapa saja di dunia, dengan senang hati dan tanpa tekanan, semuanya senang dan tersenyum.
Mungkin kita tidak menang kemarin, tapi masih ada kesempatan lagi, Tahun depan masih ada Sea Game, lalu penyisihan Piala Dunia. Kita dapat memenangkannya nanti, dan tentunya saat Timnas kita akan lebih baik lagi dan berkembang, mari reformasi sepak bola kita, reformasi tatanan teknis dan non teknis, untuk satu tujuan kita bersama INDONESIA :)
-Fajar
Senin, 27 Desember 2010
Kita Bantai di GBK
Judul di atas mungkin lebih cocok bila saya menulis mengenai tawuran anak SMA atau perang antar Geng. Kali ini lebih dari sekedar perang, yah betul kemarin Timnas kita kalah telak 3-0 di kandang Malaysia. Saya pun kecewa karena tim kita kalah, jujur dua tim di dunia yang saya dukung mati matian adalah INDONESIA dan BELANDA, mau bertanding di manapun lawan siapa saya tetap menjagokan mereka menang. Mengulas sedikit kemarin supporter Malaysia agak "nakal" dengan memainkan laser murahan ke muka Markus dan beberapa pemain kita, selain itu juga melempar petasan ke dalam lapangan sehingga pertandingan dihentikan. Setelah itu mulailah tim kita dibuat kerepotan dan kita kecolongan 3-0. Bahkan untuk mencuri gol tandang pun kita tidak bisa. Setelah kejadian tersebut, mulai menjadi topik hangat di Twitter maupun di Facebook mengenai kelakuan supporter Malaysia. Saya berfikir memang laser itu mengganggu sekali, karena bukan laser yang dijual seribuan, tapi coba kita tengok sedikit ke sisi lain beberapa masalah non teknis yang menjadi kendala timnas kita.
Tim kita dari segi tehnik sangat siap 100% dan juga dalam kondisi fit, tetapi kita kalah di mental selain itu juga faktor faktor di luar timnas juga ikut mengganggu.
1. Adanya kepentingan politik yang ikut campur dalam keberhasilan Timnas kita, terutama iming iming bonus yang besar.
2. Agenda agenda yang memecah konsentrasi pemain pemain kita. Seperti pengajian makan malam di rumah petinggi parpol dan lain lain. Mereka jadi kurang istirahat dan tidak fokus, saya berfikir ini belum final, masih jauh dan menjadi takabur, atau mungkin petinggi petinggi di negara ini lata karena sepakbola kita naik lagi, dulu waktu kita menjadi finalis pila AFF tidak seperti ini, betul?
3. Media yang memblow up secara berlebihan, dilihat dari berbagai acara entah itu berita biasa dan gosip. Semuanya tentang Timnas, semuanya tentang kehidupan mereka di luar lapangan, bahkan sampai ada yang ikut terbang dalam pesawat sampai ke Kuala Lumpur.
4. PSSI yang semakin kacau, terlihat kalimat "NURDIN TURUN" saya pun tak usah lagi menjelaskan kenapa ada kalimat seperti itu di mana mana.
5. Tidak paham dengan sepak bola, saya berfikir harusnya Alfred Riedl yang menjadi ketua PSSI, betul kata Riedl, terlalu banyak kepentingan ini itu di dalam timnya, tim yang dia bangun. Sejak awal kepelatihannya banyak yang tidak suka dengannya, terutama tidak mau mengikuti perintah PSSI, untuk yang satu ini, akan merujuk ke kalimat dengan huruf besar di poin ke 4
Ini adalah pesta rakyat, ini sepakbola mari kita nikmati, sampai kapanpun saya akan mendukung Timnas 100%. Masih ada tanggal 29, KITA BANTAI DI GBK 4-0
keep regrats for our football team
-Fajar
Tim kita dari segi tehnik sangat siap 100% dan juga dalam kondisi fit, tetapi kita kalah di mental selain itu juga faktor faktor di luar timnas juga ikut mengganggu.
1. Adanya kepentingan politik yang ikut campur dalam keberhasilan Timnas kita, terutama iming iming bonus yang besar.
2. Agenda agenda yang memecah konsentrasi pemain pemain kita. Seperti pengajian makan malam di rumah petinggi parpol dan lain lain. Mereka jadi kurang istirahat dan tidak fokus, saya berfikir ini belum final, masih jauh dan menjadi takabur, atau mungkin petinggi petinggi di negara ini lata karena sepakbola kita naik lagi, dulu waktu kita menjadi finalis pila AFF tidak seperti ini, betul?
3. Media yang memblow up secara berlebihan, dilihat dari berbagai acara entah itu berita biasa dan gosip. Semuanya tentang Timnas, semuanya tentang kehidupan mereka di luar lapangan, bahkan sampai ada yang ikut terbang dalam pesawat sampai ke Kuala Lumpur.
4. PSSI yang semakin kacau, terlihat kalimat "NURDIN TURUN" saya pun tak usah lagi menjelaskan kenapa ada kalimat seperti itu di mana mana.
5. Tidak paham dengan sepak bola, saya berfikir harusnya Alfred Riedl yang menjadi ketua PSSI, betul kata Riedl, terlalu banyak kepentingan ini itu di dalam timnya, tim yang dia bangun. Sejak awal kepelatihannya banyak yang tidak suka dengannya, terutama tidak mau mengikuti perintah PSSI, untuk yang satu ini, akan merujuk ke kalimat dengan huruf besar di poin ke 4
Ini adalah pesta rakyat, ini sepakbola mari kita nikmati, sampai kapanpun saya akan mendukung Timnas 100%. Masih ada tanggal 29, KITA BANTAI DI GBK 4-0
keep regrats for our football team
-Fajar
Rabu, 22 Desember 2010
Merk
Yup, satu hal yang menjadi judul tulisan saya kali ini adalah merk. Berapa miliar orang orang Jakarta menghabiskan uangnya hanya untuk berbelanja? belum lagi orang orang di luar Jakarta? wow sangat banyak sekali bukan?
Uang tersebut digunakan untuk membelanjakan kebutuhan kebutuhan yang sifatnya sekunder, yaitu pakaian, memang betul pakaian termasuk dalam kebutuhan primer, tapi yang pasti bukan pakaian yang ber merk mahal betul kan? :)
Anak muda Ibukota termasuk saya sendiri pun demikian, memakai jeans denim lokal, sepatu Vans favorit dan kaos band. Untuk urusan seperti itu harus berapa yang saya keluarkan?
1. Kaos band/ clothing buatan lokal = 85 ribu - 175 ribu, bahkan ada yang beratus ratus ribu
2. Celana Denim lokal = 250ribu - 750 ribu, untuk merk merk tertentu bisa mencapai jutaan rupiah
3. Sepatu Vans = 550ribu - 1.200.000
Saya berfikir, kenapa kok sampai semahal itu yah? bukankah kita harus mendukung produk produk lokal kita? lalu kalau begini uang saku dan gaji mungkin akan langsung habis untuk membelanjakan barang barang tersebut. Dari sini saya bisa menyimpulkan kenapa banyak sekali barang KW dipasaran.
Saya pikir untuk ukuran produk lokal itu sangat mahal untuk beberapa orang, belum lagi yang lebih gila lagi dan tentunya dengan merk merk yang lebih terkenal lagi. Wow, berapa banyak uang yang akan terkumpul. Memang perkembangan clothing clothing lokal ini sangat fantastis dengan berkembangan zaman. Lalu didukung dengan berbagai social network yang dapat juga dipakai untuk menjual atau mempromosikan produk produknya. Yang terjadi adalah, adanya sebuah "kasta" di kalangan anak anak muda, yang suka memakai barang barang ber-merk dan yang biasa biasa saja. Untuk yang biasa biasa saja kadang berubah menjadi "alay", yang saya rasa karena keterbatasan untuk mempercantik diri dan memperganteng diri mereka. Mereka berpanampilan seadanya. Yah semoga ke depannya untuk para "juragan juragan" clothing lokal, lebih memperhatikan tidak kepada ke eksklusifan produknya dan nanti menjalar ke harga yang SELANGIT!! tapi juga memmperhatikan harga yang sesuai dengan kantong kita, karena masyarakat kita terutama anak mudanya tidak semua "lancar" dompetnya
-Fajar
Uang tersebut digunakan untuk membelanjakan kebutuhan kebutuhan yang sifatnya sekunder, yaitu pakaian, memang betul pakaian termasuk dalam kebutuhan primer, tapi yang pasti bukan pakaian yang ber merk mahal betul kan? :)
Anak muda Ibukota termasuk saya sendiri pun demikian, memakai jeans denim lokal, sepatu Vans favorit dan kaos band. Untuk urusan seperti itu harus berapa yang saya keluarkan?
1. Kaos band/ clothing buatan lokal = 85 ribu - 175 ribu, bahkan ada yang beratus ratus ribu
2. Celana Denim lokal = 250ribu - 750 ribu, untuk merk merk tertentu bisa mencapai jutaan rupiah
3. Sepatu Vans = 550ribu - 1.200.000
Saya berfikir, kenapa kok sampai semahal itu yah? bukankah kita harus mendukung produk produk lokal kita? lalu kalau begini uang saku dan gaji mungkin akan langsung habis untuk membelanjakan barang barang tersebut. Dari sini saya bisa menyimpulkan kenapa banyak sekali barang KW dipasaran.
Saya pikir untuk ukuran produk lokal itu sangat mahal untuk beberapa orang, belum lagi yang lebih gila lagi dan tentunya dengan merk merk yang lebih terkenal lagi. Wow, berapa banyak uang yang akan terkumpul. Memang perkembangan clothing clothing lokal ini sangat fantastis dengan berkembangan zaman. Lalu didukung dengan berbagai social network yang dapat juga dipakai untuk menjual atau mempromosikan produk produknya. Yang terjadi adalah, adanya sebuah "kasta" di kalangan anak anak muda, yang suka memakai barang barang ber-merk dan yang biasa biasa saja. Untuk yang biasa biasa saja kadang berubah menjadi "alay", yang saya rasa karena keterbatasan untuk mempercantik diri dan memperganteng diri mereka. Mereka berpanampilan seadanya. Yah semoga ke depannya untuk para "juragan juragan" clothing lokal, lebih memperhatikan tidak kepada ke eksklusifan produknya dan nanti menjalar ke harga yang SELANGIT!! tapi juga memmperhatikan harga yang sesuai dengan kantong kita, karena masyarakat kita terutama anak mudanya tidak semua "lancar" dompetnya
-Fajar
Senin, 20 Desember 2010
Batik dan Nasionalisme
Beberapa hari lalu saya melihat treat di Twitter dan radio radio Ibukota mengenai Broadcast Massenger tentang penggunaan Batik saat menonton pertandingan final leg-2 antara INDONESIA VS MALAYSIA. Satu hal yang saya lakukan pertama kali, TERTAWA!!!!!! sumpah ngocol banget, ajakan dari mana hal seperti itu. Oke kalau kita berbicara Nasionalisme, tapi lihat dulu di mana kita berada, kalau kondangan, acara resmi boleh pakai batik walaupun secara pribadi saya tidak mempunyai batik. Nah, kita lihat di GBK memakai batik, memang setelah pertandingan ada acara prasmanan yah? atau setelah itu ada yang langsung dinikahkan? . Kadang lucu mengartikan nasionalisme kita
Ada yang bilang sebuah konspirasi perusahaan batik lokal untuk menaikkan barangnya, ada yang bilang jangan memakai batik karena nanti akan di klaim milik Malaysia dan supporter kita akan disebut menjadi supporter Malaysia.... LOL!!!! Nasionalisme tidak dinilai dengan atribut, percuma memakai atribut untuk melambangkan nasionalisme jika cuma dalam suatu waktu saja :)
-Fajar
Ada yang bilang sebuah konspirasi perusahaan batik lokal untuk menaikkan barangnya, ada yang bilang jangan memakai batik karena nanti akan di klaim milik Malaysia dan supporter kita akan disebut menjadi supporter Malaysia.... LOL!!!! Nasionalisme tidak dinilai dengan atribut, percuma memakai atribut untuk melambangkan nasionalisme jika cuma dalam suatu waktu saja :)
-Fajar
Minggu, 19 Desember 2010
Christmas, how i miss...
Mungkin akan banyak orang akan bertanya mengenai judul tersebut. Terutama mengenai Agama saya, yup saya Islam dan saya akan kembali mempertanyakan apabila ada orang yang bertanya seperti itu. Ada yang salah dengan membuat tulisan mengenai agama orang lain? terlalu fasis menurut saya.
Natal memang terkesan memberikan energi positif baik untuk orang orang yang merayakannya ataupun tidak. Seperti saya, saya punya kenangan yang sentimental mengenai Natal. Dari kecil samapi umur 10 tahun saya tinggal di kota Semarang. Saat itu saya beragama Katholik, dan saya bersekolah di yayasan Katholik. Saya cuma bersekolah sampai kelas 3, sebelum saya dan nenek saya memutuskan pindah ke Blora. Berbicara mengenai Natal, yang tidak berubah adalah tayangan televisi yang ramai, baik film kartun maupun film biasa. Beberapa kali saya pernah mengikuti acara keagamaan, dan berdoa di Gereja. Natal juga mengingatkan saya mengenai kota kelahiran saya, Semarang...yup Februari lalu saya pun kemabali ke Semarang untuk ziarah kepada leluhur saya. Lalu saya berkeliling terutama ke sekolah saya dulu, Yayasan Bernadus. Sungguh tidak ada ynag berubah, nuansanya, rindangnya pohon seperti saat saya kembali ke masa lalu, kenangan hidup di Semarang bersama Alm. Mbah ti :') .
Saat ini saya pun masih suka menunggu kapan Natal tiba, heheheh nuansanya membuat saya suka tersenyum untuk melihat ke belakang dari mana saya berasal. Lalu juga keluarga kami yang cukup dekat dengan teman teman Mama yang kebanyakan beragama Kristen maupun Katholik, yah kita memang sangat demokrasi dengan latar belakang agama orang lain, begitupun dengan dita sendiri, bagaimana saat itu saya memutuskan untuk menjadi Mualaf' toh orang tua saya ikut mendukung, karena ibu say juga seorang Mualaf. Kamu merasakan toleransi antar tetangga yang beragam non muslim, seperti mengunjungi mereka dengan Opor ayam saat Lebaran. Begitupun mereka saat Natal suka mengirim kue kue Natal ke rumah kami.
Tapi yang terjadi belakangan ini, seakan membuat saya sedih, bagaimana teman teman non muslim kita susah sekali untuk beribadah, kadang harus berhadapan dengan birokrasi mengenai pembangunan gedung. Lalu belum lagi aksi premanisme yang selalu membuat mereka was was. Ya ampun ,sesusah inikah orang untuk beribadah, kadang saya berfikir di mana toleransi kita? kenapa kita berubah menjadi "kanibal" bagi saudara saudara kita?
Sebantar lagi Natal tiba, semoga untuk ke depannya tidak ada lagi kejadian seperti ini, cukup mereka bukan musuh kita, tapi kita harus melawan musuh yang "sebenarnya"
-Fajar
Natal memang terkesan memberikan energi positif baik untuk orang orang yang merayakannya ataupun tidak. Seperti saya, saya punya kenangan yang sentimental mengenai Natal. Dari kecil samapi umur 10 tahun saya tinggal di kota Semarang. Saat itu saya beragama Katholik, dan saya bersekolah di yayasan Katholik. Saya cuma bersekolah sampai kelas 3, sebelum saya dan nenek saya memutuskan pindah ke Blora. Berbicara mengenai Natal, yang tidak berubah adalah tayangan televisi yang ramai, baik film kartun maupun film biasa. Beberapa kali saya pernah mengikuti acara keagamaan, dan berdoa di Gereja. Natal juga mengingatkan saya mengenai kota kelahiran saya, Semarang...yup Februari lalu saya pun kemabali ke Semarang untuk ziarah kepada leluhur saya. Lalu saya berkeliling terutama ke sekolah saya dulu, Yayasan Bernadus. Sungguh tidak ada ynag berubah, nuansanya, rindangnya pohon seperti saat saya kembali ke masa lalu, kenangan hidup di Semarang bersama Alm. Mbah ti :') .
Saat ini saya pun masih suka menunggu kapan Natal tiba, heheheh nuansanya membuat saya suka tersenyum untuk melihat ke belakang dari mana saya berasal. Lalu juga keluarga kami yang cukup dekat dengan teman teman Mama yang kebanyakan beragama Kristen maupun Katholik, yah kita memang sangat demokrasi dengan latar belakang agama orang lain, begitupun dengan dita sendiri, bagaimana saat itu saya memutuskan untuk menjadi Mualaf' toh orang tua saya ikut mendukung, karena ibu say juga seorang Mualaf. Kamu merasakan toleransi antar tetangga yang beragam non muslim, seperti mengunjungi mereka dengan Opor ayam saat Lebaran. Begitupun mereka saat Natal suka mengirim kue kue Natal ke rumah kami.
Tapi yang terjadi belakangan ini, seakan membuat saya sedih, bagaimana teman teman non muslim kita susah sekali untuk beribadah, kadang harus berhadapan dengan birokrasi mengenai pembangunan gedung. Lalu belum lagi aksi premanisme yang selalu membuat mereka was was. Ya ampun ,sesusah inikah orang untuk beribadah, kadang saya berfikir di mana toleransi kita? kenapa kita berubah menjadi "kanibal" bagi saudara saudara kita?
Sebantar lagi Natal tiba, semoga untuk ke depannya tidak ada lagi kejadian seperti ini, cukup mereka bukan musuh kita, tapi kita harus melawan musuh yang "sebenarnya"
-Fajar
Rabu, 15 Desember 2010
Garuda bukan yang lain
Saat saya asyik untuk mengikuti Timnas Indonesia yang melaju sampai semifinal piala AFF 2010. Kesenangan saya agak terusik dengan gugatan mengenai lambang Garuda di Jersey Timnas Indonesia sekarang. Pertama yang saya pikirkan adalah, kenapa baru sekarang? kenapa tidak saat PT NIKE Indonesia merilis Jersey tersebut? Media sudah banyak, baik yang berbentuk Corporate maupun Media online. Orang pasti bisa melihat dari situ, misal ingin mempermasalhkan hal itu. Bukan hanya itu, Jersey Timnas yang bajakan juga sudah ada di pasar pasar tradisional, dan banyak anak kecil yang memakainya.
Hal ini yang membuat mood masyarakat menjadi berubah, di saat masyarakat bergembira dengan prestasi Indonesia dengan sepakbolanya...saat ini mereka harus menyadari, tiba tiba ada "sadar hukum" yang muncul. Sebenarnya yang dipermasalahkan itu apa? toh mereka juga memakai lambang Garuda, sebagai lambang Indonesia, bukan binatang lain. Masih banyak masalah yg seharusnya digugat selain hal tersebut. Absudnya masyarakat kita, jika ada yang "sadar hukum" tidak pada tempatnya.
-Fajar
Minggu, 12 Desember 2010
Satu tidak sepenuhnya baik
Semakin hari saya sebagai warga Indonesia seakan mulai jenuh dengan kejadian kejadian sekeliling saya. Seakan hal seperti ini tidak mungkin terjadi di negara ini, tapi inilah kenyataannya. Mungkin kita tahu bagaimana tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekumpulan massa Ormas ormas tertentu yang saya tidak tahu maunya apa. Saya tidak akan heran bila mereka mencekal, film, artis maupun apapun yang mencitrakan kata "porno" . Herannya saya adalah, "kenapa mereka ikut campur secara intimidasi verbal dan tindakan kepada orang yang ingin beribadah ?" pertanyaan seperti itu selalu tergiang di kepala saya. Salah mereka apa? ini kan bukan negara atas satu Agama, mungkin kita harus flash back lagi tentang pelajaran PPkn mengenai makna "BHINEKA TUNGGAL IKA" . Negara ini heterogen dari segi masyarakatnya, kenapa saya berfikir kita ini akan menjadi gerakan separatis yang "halus"........
Hal hal kecil pun selalu dipermasalahkan apalagi menyangkut perbedaan Agama, dari rumah ibadah yang bersengketa, dari masyarakat Aliran tertentu yang di serang saat beribadah. Untuk yang kedua saya berfikir, kenapa kita mereka seakan menjadi "polisi moral" bagi pemerintahan, lalu apa gunanya instansi instansi pemerintahan yang ada? buat saja peraturan daerah atau jalan yang bersifat cerdas, tidak adu mulut dan fisik?
Saya berfikir setiap ajaran Agama mengajarkan bagaimana menghargai satu sama lain, baik yang satu agama maupun berbeda agama. Mereka adalah saudara kita, bukan musuh...lalu kenapa kita memusuhi saudara kita? bagaimana jika kita yang menjadi mereka? saat kita beribadah kita di intimidasi? atau saat kita beribadah harus ditunda dulu selama beberapa waktu karena izin pendirian rumah tersebut mengalami masalah, dan lagi lagi BIROKRASI.
Hal hal seperti ini yang membuat citra buruk tentang Agama kita. Sampai kapan sebenarnya akan seperti ini? apakah kita harus seperti mereka? atau akankah negara kita menjadi negara premanisme?
Selain itu bagaimana aparat setempat yang ikut campur dalam hal ini, seperti kasus penurunan patung Buddha di Vihara Tri Ratna Tanjung Balai Sumatra Utara. Alasannya adalah terlalu mencolok an besar, saya berfikir bagaimana jika Toak Masjid diminta diturunkan karena mengganggu ketenangan publik? bagaimana perasaan kita?
Saya membayangkan apa jadinya negara ini nanti bila masayarakatnya tidak menghargai perbedaan....
Mungkin sudah saatnya hal ini harus diakhiri.....
-Fajar
Hal hal kecil pun selalu dipermasalahkan apalagi menyangkut perbedaan Agama, dari rumah ibadah yang bersengketa, dari masyarakat Aliran tertentu yang di serang saat beribadah. Untuk yang kedua saya berfikir, kenapa kita mereka seakan menjadi "polisi moral" bagi pemerintahan, lalu apa gunanya instansi instansi pemerintahan yang ada? buat saja peraturan daerah atau jalan yang bersifat cerdas, tidak adu mulut dan fisik?
Saya berfikir setiap ajaran Agama mengajarkan bagaimana menghargai satu sama lain, baik yang satu agama maupun berbeda agama. Mereka adalah saudara kita, bukan musuh...lalu kenapa kita memusuhi saudara kita? bagaimana jika kita yang menjadi mereka? saat kita beribadah kita di intimidasi? atau saat kita beribadah harus ditunda dulu selama beberapa waktu karena izin pendirian rumah tersebut mengalami masalah, dan lagi lagi BIROKRASI.
Hal hal seperti ini yang membuat citra buruk tentang Agama kita. Sampai kapan sebenarnya akan seperti ini? apakah kita harus seperti mereka? atau akankah negara kita menjadi negara premanisme?
Selain itu bagaimana aparat setempat yang ikut campur dalam hal ini, seperti kasus penurunan patung Buddha di Vihara Tri Ratna Tanjung Balai Sumatra Utara. Alasannya adalah terlalu mencolok an besar, saya berfikir bagaimana jika Toak Masjid diminta diturunkan karena mengganggu ketenangan publik? bagaimana perasaan kita?
Saya membayangkan apa jadinya negara ini nanti bila masayarakatnya tidak menghargai perbedaan....
Mungkin sudah saatnya hal ini harus diakhiri.....
-Fajar
Selasa, 07 Desember 2010
FFI 2010
Senin kemarin, tanggal 6 November 2010 bertepatan dengan Malam penganugrahan FFI 2010. Saya dan teman kantor termasuk Finalis Eagle Awards yang filmnya masuk nominasi kategori Film Dokumneter, Rossniawanti dengan filmnya "Beasiswa Pendidikan Ala Bajo" menghadiri acara tersebut. Syang partner Ross Tomi sudah harus pulang ke Kendari setelah kemarin melakukan taping Kick Andy.
Saat berangkat sekitar pukul 18.30, kami ditemani dengan hujan yang sedang cukup membuta kami kerepotan. Sesampainya di sana kami langsung mengarah ke loby Ballroom dengan tujuan agar tidak kejauhan, ternyata salah kami justru harus jalan kaki lagi untuk sampai di Ballroom. Selain itu juga perjalanan kami agak terhambat karena harus ke sini situ dulu, alhasil kami naik eskelator untuk sampai di atas. Yup akhirnya kami pun sampai di atas, kami berbaur dengan para tamu yang datang, tak pelak artis artis ibukota satu tempat makan dengan kami, kami pun langsung mengambil makanan dan tak lupa berfoto foto untuk mendokumentasikan malam ini. Sekitar pukul 21.05 panitia pun eminta untuk masuk, kami agak terpisah karena ada sebagian yang masih di toilet. Jadi beberapa orang masuk duluan dengan harapan bisa mendapatkan kursi yang nyaman dan sudah mempersiapkan 7 kursi karena kami datang ber-7. Ternyata tidak, di kursi yang disediakan tidak ada nomor sesuai undangan yang kami dapat. Akhirnya kita beberapa kali pindah tempat duduk, dan akhirnya kita duduk di bangku yang sudah ada keterangan film yang masuk nominasi.
Acara dimulai dengan Pertunjukan musikal seperti drum band. Ada Igo Idol, Giring Nidji dan lain lain. Lalu satu satu pembacaan kategori dibacakan. Kami berfikir "kira kira kapan, pebacaan untuk film Dokumenter terbaik" . Acara malam tersebut dimeriahkan oleh ST 12, Kotak, Afgan dan Nidji. Beberapa kategori pun dibacakan, "Penyutradaraan Terbaik" yang dimenangkan oleh Benny Setiawan. Kemudian "Aktris Wanita terbaik" yang dimenangkan oleh Laura Basuki.....dan akhirnya pembacaan kategori "Film Dokumenter Terbaik" setelah kami agak "senam jantung" akhirnya dimenangkan oleh film dokumenter "Hari hari terakhir Bung Karno" membayangkan betap beratnya saingan kami....tapi saya yakin mungkin emang belum beruntung, dan kami berfikir untuk menang mudah tapi ternyata salah :)
Yup, setelah itu kami melihat Nidji tampil, jujur dari pengisi acara tersebut Nidji lah yang paling menarik perhatian saya membawakan lagu soundtrack dari film "Sang Pencerah" dan yang paling menarik adalah hanya Giring yang memakai kaos film "Sang Pencerah" terlihat sangat satir mengingat kontroversi film tersebut di FFI ini. Tapi yang perlu diapresiasi adalah bagaimana semangat insan film di Indonesia untuk terus berkarya memang akan banyak hambatan ke depannya, tapi terlalu picik jika kita hanya menyalahkan, lebih bijak adalah saat kita mendukung atas nama kreativitas
-Fajar
Saat berangkat sekitar pukul 18.30, kami ditemani dengan hujan yang sedang cukup membuta kami kerepotan. Sesampainya di sana kami langsung mengarah ke loby Ballroom dengan tujuan agar tidak kejauhan, ternyata salah kami justru harus jalan kaki lagi untuk sampai di Ballroom. Selain itu juga perjalanan kami agak terhambat karena harus ke sini situ dulu, alhasil kami naik eskelator untuk sampai di atas. Yup akhirnya kami pun sampai di atas, kami berbaur dengan para tamu yang datang, tak pelak artis artis ibukota satu tempat makan dengan kami, kami pun langsung mengambil makanan dan tak lupa berfoto foto untuk mendokumentasikan malam ini. Sekitar pukul 21.05 panitia pun eminta untuk masuk, kami agak terpisah karena ada sebagian yang masih di toilet. Jadi beberapa orang masuk duluan dengan harapan bisa mendapatkan kursi yang nyaman dan sudah mempersiapkan 7 kursi karena kami datang ber-7. Ternyata tidak, di kursi yang disediakan tidak ada nomor sesuai undangan yang kami dapat. Akhirnya kita beberapa kali pindah tempat duduk, dan akhirnya kita duduk di bangku yang sudah ada keterangan film yang masuk nominasi.
Acara dimulai dengan Pertunjukan musikal seperti drum band. Ada Igo Idol, Giring Nidji dan lain lain. Lalu satu satu pembacaan kategori dibacakan. Kami berfikir "kira kira kapan, pebacaan untuk film Dokumenter terbaik" . Acara malam tersebut dimeriahkan oleh ST 12, Kotak, Afgan dan Nidji. Beberapa kategori pun dibacakan, "Penyutradaraan Terbaik" yang dimenangkan oleh Benny Setiawan. Kemudian "Aktris Wanita terbaik" yang dimenangkan oleh Laura Basuki.....dan akhirnya pembacaan kategori "Film Dokumenter Terbaik" setelah kami agak "senam jantung" akhirnya dimenangkan oleh film dokumenter "Hari hari terakhir Bung Karno" membayangkan betap beratnya saingan kami....tapi saya yakin mungkin emang belum beruntung, dan kami berfikir untuk menang mudah tapi ternyata salah :)
Yup, setelah itu kami melihat Nidji tampil, jujur dari pengisi acara tersebut Nidji lah yang paling menarik perhatian saya membawakan lagu soundtrack dari film "Sang Pencerah" dan yang paling menarik adalah hanya Giring yang memakai kaos film "Sang Pencerah" terlihat sangat satir mengingat kontroversi film tersebut di FFI ini. Tapi yang perlu diapresiasi adalah bagaimana semangat insan film di Indonesia untuk terus berkarya memang akan banyak hambatan ke depannya, tapi terlalu picik jika kita hanya menyalahkan, lebih bijak adalah saat kita mendukung atas nama kreativitas
-Fajar
Minggu, 05 Desember 2010
Hello Fest 7 2010
Setelah Jak Cloth 2010, sabtu tanggal 4 Desember 2010, saatnya gw menyambangi HelloFest 7 2010 di Balai Kartini. Yup gw rela gak nonton Timnas kita melawan Laos, karena acara ini keren sekali. Gw udah pernah dateng 1 tahun lalu, dan acaranya rame banget. Gw jalan ngajak bareng sahabat gw, Diaz, kita start dari Bekasi agak siang karena mau ke kondangan Kakaknya temen kita yang nikahan. Perjalanan kita diiringin dengan hujan, yup gerimis dan cukup besar, namun hal itu gak akan menyurutkan untuk dateng di acara itu. Setelah selesai kondangan kita langsung berangkat, yup gerimis sedang dan lalu lintas Ibukota yang caur, selama di perjalanan. Setelah sampai di sana, mungkin kita agak telat tapi gw seneng alhasil dengan kamera Handphone gw jeprat jepret ajah (lebih kepada narsis sih).Berfoto dengan orang orang yang berkostum seperti di film film animasi atau Game. Melihat pakaian mereka terlihat bagaimana sengsaranya mereka dengan pakaian tersebut.Tahun ini, lebih menarik dan bermacam macam both yang ditawarkan untuk pengunjung. Berada di lantai 3, ada Anime Jepang, Film film Starwars, Pameran kontenporer 3D workshop seni lukis dengan Cat pilok bahkan sampai both Omunnium (Bandung) yang menjual CD CD rock, buku buku langka ada di sini. Setelah berkeliling ingin sekali membeli merchandise Clothing dari Hellomotion yaitu KDRI (Kementrian Design Republik Indonesia) tapi gw memutuskan untuk membeli CD Speedkiil (Jakarta, crossover metal/punk) hehehehe walau acaranya seperti ini tetap :P.
Setelah berfoto foto ria, saatnya menonton film film pendek dari para peserta yang nantinya akan dipilih langsung oleh pengunjung.Saat itu gw gak bisa masuk ke auditorium karena telat,jadi gw duduk nonton di lobby dengan white screen. Film film tersebut ada yang berbentuk 2-D, Animasi 3-D dan Shooting. Macam macam, dengan judul Marsol, Little Tree Little me, Pemburu Minyak dan tentunya favorit saya film sekuel dari Suro dan Boyo yang berjudul "Culo Boyo Juniol" karya Cak Ikin (saya sangat ingin ketemu). Lucu dan menarik dengan bahasa Jawa Timur yang dibumbui dengan aksen anak kecil yang Cadel membuat gw dan yang menonton terpingkal pingkal. Yup Hello fest 7 memang beda tahun ini lebih bervariasi dan menarik, walaupun tidak serame tahun lalu (mungkin karena banyak yang menonton bola) tapi gw berharap tahun depan akan terus berlanjut dan gw tetap menunggu.
-Fajar
Setelah berfoto foto ria, saatnya menonton film film pendek dari para peserta yang nantinya akan dipilih langsung oleh pengunjung.Saat itu gw gak bisa masuk ke auditorium karena telat,jadi gw duduk nonton di lobby dengan white screen. Film film tersebut ada yang berbentuk 2-D, Animasi 3-D dan Shooting. Macam macam, dengan judul Marsol, Little Tree Little me, Pemburu Minyak dan tentunya favorit saya film sekuel dari Suro dan Boyo yang berjudul "Culo Boyo Juniol" karya Cak Ikin (saya sangat ingin ketemu). Lucu dan menarik dengan bahasa Jawa Timur yang dibumbui dengan aksen anak kecil yang Cadel membuat gw dan yang menonton terpingkal pingkal. Yup Hello fest 7 memang beda tahun ini lebih bervariasi dan menarik, walaupun tidak serame tahun lalu (mungkin karena banyak yang menonton bola) tapi gw berharap tahun depan akan terus berlanjut dan gw tetap menunggu.
-Fajar
Jak Cloth 2010
Hari Jum'at kemarin 3 Desember 2010 hari pertama Jak Cloth (Jakarta Clothing) 2010. Gw menyempatkan diri untuk mampir, kali ajah gw juga bisa belanja.Bertempat di Plaza Tenggara Senayan, saat itu tempat sudah dipadati dengan orang orang Jakarta baik anak remaja maupun orang tua. Tiket masuknya pun cukup murah, yaitu 10.000 rupiah + softdrink. Saat gw melihat lihat, sampai gw di both yang menjual aksesoris, dan teman gw sendiri yang jaga, sepatah dua kata kita ngobrol akhirnya gw melanjutkan petualangan gw. Muter sana sini, diskon di mana mana, dari yang diskon 30 % samapi 70 %, brand brand clothingan dari Indonesia. Setelah hampir 45 menit gw muter akhirnya gw putuskan untuk menonton band aja di Venue.
Dari jejaring sosial, gw tau kalo yang naik hari ini adalah Killing me Inside dan Dead Squad. Band pertama yang tampil, Killing me Inside mungkin sudah tidak asing lagi dengan mereka tentunya untuk remaja Ibukota, dan tak dipungkiri gw juga suka :P. Dengan persiapan yang cukup lama, akhirnya mereka tampil. Cukup menghibur, karena sudah lama gw gak melihat mereka perform dengan personil baru mereka, total 5 lagu di geber malam itu. Sayang gw gak dapat gambar untuk gw dokumentasikan. Selain itu juga ada penonton yang kampungan lempar lempar botol air dan samapi ada ynga naik naik ke meja. Sungguh mengurangi nilai di acara malam itu. Sehingga gw mengambil gambar di acara malam itu cuma seadannya, dan melalui sudut pandang yang lain :P
Lalu kemudian gw gak menonton DeadSquad karena kondisi tubuh yang tidak mendukung, akhirnya gw pulang sebelum pulang gw ber say Goodbye dulu dengan teman gw yang jaga di bothnya. Yup, At last acara JakCloth di hari pertama cukup ramai, karena tidak hanya both both clothing yang balap balapan diskon, selain itu juga ada Band, Skate board competition dan finger board, semoga di tahun berikutnya acara ini tetap menjadi agenda tahunan yang wajib ada
-Fajar
Dari jejaring sosial, gw tau kalo yang naik hari ini adalah Killing me Inside dan Dead Squad. Band pertama yang tampil, Killing me Inside mungkin sudah tidak asing lagi dengan mereka tentunya untuk remaja Ibukota, dan tak dipungkiri gw juga suka :P. Dengan persiapan yang cukup lama, akhirnya mereka tampil. Cukup menghibur, karena sudah lama gw gak melihat mereka perform dengan personil baru mereka, total 5 lagu di geber malam itu. Sayang gw gak dapat gambar untuk gw dokumentasikan. Selain itu juga ada penonton yang kampungan lempar lempar botol air dan samapi ada ynga naik naik ke meja. Sungguh mengurangi nilai di acara malam itu. Sehingga gw mengambil gambar di acara malam itu cuma seadannya, dan melalui sudut pandang yang lain :P
Lalu kemudian gw gak menonton DeadSquad karena kondisi tubuh yang tidak mendukung, akhirnya gw pulang sebelum pulang gw ber say Goodbye dulu dengan teman gw yang jaga di bothnya. Yup, At last acara JakCloth di hari pertama cukup ramai, karena tidak hanya both both clothing yang balap balapan diskon, selain itu juga ada Band, Skate board competition dan finger board, semoga di tahun berikutnya acara ini tetap menjadi agenda tahunan yang wajib ada
-Fajar
Rabu, 01 Desember 2010
Perempuan
Kemarin gw dapet invitation gratis untuk Jiffest 2010, kebetulan kemari adalah film dari Kalyana Foundation/Nia Dinata. Film Dokumenter yang berjudul "Working Girls", terdiri dari 3 film dokumenter berbeda tetapi menggambarkan judul ke 3 film tersebut.
Film pertama berjudul "5 menit lagi" bercerita tentang artis jebolan ajang pencari bakat Dangdut di tv swasta. Ayu Riana anak perempuan umur 14 tahun, di mana ia bekerja untuk menghidupi keluarganya. Panggung dangdut satu ke panggung dangdut yang lain adalah tempat yang harus ia hibur. Selain itu iyah juga harus menjalankan kewajibanya sebagi seorang murid, ia harus lulus dan melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi. Ketidak tahuan dalam mengurus manajemen dan rekaman adalah konflik yang tergambar di sini, di mana ia harus tetap dikenal orang dan ada panggilan show di sana sini, dan perjuangan batinnya untuk mencapai cita citanya.
Film kedua berjudul "Jika tak ada angin" film bersetting di Jawa tengah ini bercerita tentang panggung Ketoprak Tobong milik Mak Kemek, yang terancam digusur. Selain itu juga minat para penonton yang kurang antusias adalah masalah yang harus dihadapi rombongan Ketoprak tersebut. Mak Kemek menghidupi orang orang di dalam rombongannya hanya dengan keterbatasan materi. Upah per pentas yang hanya 2000 rupiah bagi mereka sudah pantas, karena mereka sangat serius dalam pekerjaannya. Semuanya dikerjakan sendiri, dari membangun properti dan make up untuk mereka sendiri. Tempat yang tidak layak untuk pentas menjadi kendala bagi mereka, pematang sawah..apabila hujan datang maka akan digenangi air. Ceritanya banyak diselingi dengan bercandaan bercandaan yang satir akan kondisi ekonomi, tapi mereka tetap menjalaninya.
Film Ketiga berjudul "Ulfie pulang kampung" menceritakan Waria yang bernama Ulfie/Zulfikar yang mengidap HIV AIDS. Pulang dari perantauan Arab dan dia ingin menyuarakan bagaimana pentingnya kesehatan untuk teman temannya. Film ini juga banyak humor terutama saat "ketransgenderan" mulai diperbincangkan dan di singgung. Terlihat betapa polosnya orang orang di sekitar menanggapi mengenai transgnder tersebut. Pesan yang disampaikan oleh film ini juga sangat positif, bagaimana Ulfie bekerja menghidupi keluarga besarnya, dan Ibunya, lalu bagaiana ia menjadi anak yang baik di mata keluargannya. Terlihat bahwa kebaikan tidak hanya berasal dari orang orang yang "baik" juga.
secara keseluruhan Jiffest cukup ramai, dan promo telepon seluler canggih yang selalu hadir sebagai sponsor utama. Jiffest adalah sub culture yang harus dijaga, semoga sukses untuk tahun ini dan kedepannya semoga tidak ada lagi birokrasi birokrasi yang "buntu"
-Fajar
Film pertama berjudul "5 menit lagi" bercerita tentang artis jebolan ajang pencari bakat Dangdut di tv swasta. Ayu Riana anak perempuan umur 14 tahun, di mana ia bekerja untuk menghidupi keluarganya. Panggung dangdut satu ke panggung dangdut yang lain adalah tempat yang harus ia hibur. Selain itu iyah juga harus menjalankan kewajibanya sebagi seorang murid, ia harus lulus dan melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi. Ketidak tahuan dalam mengurus manajemen dan rekaman adalah konflik yang tergambar di sini, di mana ia harus tetap dikenal orang dan ada panggilan show di sana sini, dan perjuangan batinnya untuk mencapai cita citanya.
Film kedua berjudul "Jika tak ada angin" film bersetting di Jawa tengah ini bercerita tentang panggung Ketoprak Tobong milik Mak Kemek, yang terancam digusur. Selain itu juga minat para penonton yang kurang antusias adalah masalah yang harus dihadapi rombongan Ketoprak tersebut. Mak Kemek menghidupi orang orang di dalam rombongannya hanya dengan keterbatasan materi. Upah per pentas yang hanya 2000 rupiah bagi mereka sudah pantas, karena mereka sangat serius dalam pekerjaannya. Semuanya dikerjakan sendiri, dari membangun properti dan make up untuk mereka sendiri. Tempat yang tidak layak untuk pentas menjadi kendala bagi mereka, pematang sawah..apabila hujan datang maka akan digenangi air. Ceritanya banyak diselingi dengan bercandaan bercandaan yang satir akan kondisi ekonomi, tapi mereka tetap menjalaninya.
Film Ketiga berjudul "Ulfie pulang kampung" menceritakan Waria yang bernama Ulfie/Zulfikar yang mengidap HIV AIDS. Pulang dari perantauan Arab dan dia ingin menyuarakan bagaimana pentingnya kesehatan untuk teman temannya. Film ini juga banyak humor terutama saat "ketransgenderan" mulai diperbincangkan dan di singgung. Terlihat betapa polosnya orang orang di sekitar menanggapi mengenai transgnder tersebut. Pesan yang disampaikan oleh film ini juga sangat positif, bagaimana Ulfie bekerja menghidupi keluarga besarnya, dan Ibunya, lalu bagaiana ia menjadi anak yang baik di mata keluargannya. Terlihat bahwa kebaikan tidak hanya berasal dari orang orang yang "baik" juga.
secara keseluruhan Jiffest cukup ramai, dan promo telepon seluler canggih yang selalu hadir sebagai sponsor utama. Jiffest adalah sub culture yang harus dijaga, semoga sukses untuk tahun ini dan kedepannya semoga tidak ada lagi birokrasi birokrasi yang "buntu"
-Fajar
Langganan:
Postingan (Atom)