Minggu, 23 Januari 2011

Koin untuk Presiden

Beberapa hari kemarin, saat Pak Presiden berpidato tentang masalah kenaikan gaji TNI golongan bawah, saya agak tersenyum. Di situ Presiden seakan "curhat" kalau gaji Presiden tidak pernah naik dari dulu. Sontak setelah itu menjadi pembicaraan media massa, terutama elektronik. Saat itu di tayangkan perbandingan perbandingan gaji Presiden di dunia ini. Memang banyak "kroni kroninya" bilang itu cuma bercandaan biasa atau curhat yang bersifat membandingkan bahwa banyak pegawai rendahan yang masih harus diperhatikan. Alih alih memojokkan anggota DPR yang gajinya lebih besar dari Presiden tapi seakan tidak berbuat apa apa. Tapi menurut saya ucapan bercandaan tersebut melunturkan kewibawaan Presiden, mengesampingkan itu serius atau tidak serius. Toh, bisa diomongkan di belakang tidak di depan umum. Saya berfikir, untuk gaji Presiden saat ini sudah lebih dari cukup. Masih banyak yang harus di utarakan daripada curhat soal seperti itu, contoh mengkaji ulang pembagunan fasilitas DPR/MPR yang memakan biaya sekian triliyun. Coba biaya tersebut di alokasikan untuk korban bencana di Indonesia, separti pasca Merapi..yang lahar dinginnya membanjiri kota Magelang. Kemudian pemulangan TKI TKI kita yang masih "menggembel" di Arab Saudi yang nasibnya tidak ada kejelasan dan lain lain sebagainya. Sepertinya para pemimpin kita harus mengkaji lagi rencana rencana kenaikan upah mereka, berhubungan dengan apa yang sudah mereka kerjakan..."belum apa apa, kok sudah minta gaji tinggi" "emang kerjanya ngapain ajah?"
Ahmadinejad, yang negaranya kaya, penghasil nuklir saja bajunya robek saat bertemu tamu kenegaraan...

-Fajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar